Al Baghowi bercerita, seorang lelaki sholeh dari Bani Israel memiliki seorang anak lelaki yang masih kecil, dia juga mempunyai seekor sapi betina yang sangat bagus, suatu hari ia berangkat ke hutan belantara dengan membawa sapinya, sesampainya di hutan, lelaki tersebut berkata
“Wahai Allah Tuhanku.. Hamba titipkan sapi betina hamba di hutan belantara ini untuk anak hamba seorang jika kelak ia telah dewasa..”
Setelah menitipkan sapi betinanya di hutan, tak lama kemudian lelaki itu wafat, sementara si sapi tetap berada di hutan tersebut menjadi seekor sapi liar yang misterius, sebab setiap ada seseorang yang melihatnya secepat kilat sapi itu berlari masuk ke dalam hutan.
Bulan pun berganti tahun dan putra lelaki sholeh tersebut beranjak dewasa, ia begitu berbakti pada ibunya, ia membagi waktu malamnya menjadi tiga bagian, sepertiga bagian pertama ia isi dengan sholat dan ibadah pada Allah, sepertiga bagian kedua ia gunakan untuk istirahat, sedangkan sepertiga terahir ia gunakan untuk menjaga ibunya yang sedang tertidur, lalu keesokan harinya ia mulai melaksanakan rutinitasnya yaitu mencari kayu bakar di hutan untuk kemudian ia jual di pasar.
Hasil jualannya masih ia bagi menjadi tiga, sebagian untuk belanja kebuTuhannya sehari-hari, sebagian ia berikan pada ibunya, dan sebagian lagi ia sedekahkan.
Suatu hari Sang ibu berkata pada anak satu-satunya tersebut kalau bapaknya mewariskan seekor sapi betina untuknya yang telah lama di titipkan dan dibiarkan liar di sebuah hutan belantara di daerah terpencil
“Wahai anakku.. Jemputlah Sapi peninggalan Bapakmu di sebuah hutan sana, caranya kamu harus berdo’a dulu pada Tuhannya Nabi Ibrohim, Isma’iil, Ishaq dan Ya’qub agar beliau mengembalikan sapi pusaka itu padamu, adapun tanda-tanda sapi betinamu itu yaitu engkau akan seperti melihat cahaya keluar dari bulu-bulunya, Nama sapi tersebut ‘MUDZAHABAH’ dinamakan seperti itu karena warnanya yang kekuningan seperti disepuh dzahab(Emas”)
Kemudian berangkatlah si pemuda tersebut kehutan belantara sesuai petunjuk ibunya untuk menjemput sapi betina warisan Bapaknya, setelah sampai di hutan yang di maksud, ia pun mencari sapi itu dan dengan mudah menemukannya sedang merumput di sebuah padang rumput yang sangat luas, saat itulah si pemuda berkata pada sapi betinanya
“Wahai sapi betina..! Aku menyumpahmu atas nama Tuhan Nabi Ibrohim, Isma'il, Ishaq dan Ya’qub.. Kemarilah dan tunduklah padaku..!”
Tiba-tiba saja sapi liar itu datang menghampirinya dengan patuh dan tunduk seolah mengerti perkataan pemuda tersebut, kemudian si empunya sapi memegang leher sapi dan menuntunnya, tiba-tiba saja si sapi bersuara
“Hai pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya..! kenapa engkau tidak naik di atas punggungku saja.. Bukankah kalau engkau menunggangiku akan meringankanmu..?
Lalu pemuda tersebut menjawab
“Hai sapi.. Ibuku tidak menyuruhku untuk menunggangimu tapi beliau hanya menyuruhku mengambilmu dari hutan ini..!
Sebentar kemudian si sapi kembali bersuara
“Demi Tuhannya Bani Israel andai engkau menunggangiku niscaya engkau tak akan mampu membawaku bersamamu.. Marilah berangkat..! andaikan kau suruh sebuah gunung untuk jebol dari tempatnya lalu berjaalan bersamamu, Niscaya dia akan melakukan hal itu berkat berbaktimu pada ibumu..”
Lalu berangkatlah pemuda tersebut dengan menuntun sapi miliknya.
Sementara di rumah, sang ibu telah menantikan kedatangan sang anak, setelah sapi di kandangkan ibunya pun berkata
“wahai anakku..! engkau adalah pemuda fakir dan tak berharta.. pagi kamu mencari kayu bakar, malamnya kamu beribadah.. Naah.. Besok Jual lah sapimu ke pasar..”
Si anakpun menuruti perintah ibunya lalu ia bertanya dengan harga berapa ia kan menjual sapinya, sang ibu menyuruhnya menjual sapi itu seharga tiga keping uang emas.
Saat itulah Allah memerintahkan satu Malaikat untuk mennyamar menjadi manusia yang akan membeli sapi betina tersebut. Agar ia menguji seberapa berbakti si pemuda tersebut kepada ibunya .
“Berapa engkau menjual sapimu ini wahai anak muda..?”
“Kujual seharga tiga keping uang emas dengan syarat kerelaan ibuku..!”
Jawab si pemuda, kemudian Malaikat yang menyamar menjadi manusia tersebut mulai menguji
“Bagaimana kalau aku beli seharga enam keping emas tapi tanpa bermusyawarah dengan ibumu terlebih dahulu..?”
Tapi pemuda itu menolak
“Hai lelaki..! andaikan kau isi sapi ini hingga penuh dengan emas, aku tak akan menjualnya padamu tanpa persetujuan ibuku..”
Pemuda itu segera pulang dan mengabari ibunya bahwa ada seorang pembeli yang hendak membeli sapinya seharga dua kali lipat apakah ibunya rela atau tidak?
“Kembalilah ke pasar dan jual lah sapimu ini seharga enam keping emas..!”
Jawab si ibu, tak lama kemudian pemuda tersebut membawa sapinya ke pasar dan bertemu lagi dengan si pembeli yang telah lumayan lama menunggunya.
“Wahai Bapak..! ibuku setuju jika aku menjual sapi ini seharga enam keping emas..!
Jelas pemuda tersebut kepada calon pembeli
“ooh tidak.. Aku ingin membelinya seharga dua belas keping uang emas dengan syarat tanpa persetujuan ibumu..!”
Tawar malaikat tersebut, tapi pemuda tersebut tetap saja menolaknya lalu ia pulang dan mengkhabari ibunya kalau sapi tersebut telah ditawar orang yang sama seharga dua belas keping uang emas, kemudian sang Ibu berkata
“Wahai anakku.. sesungguhnya pembeli itu adalah malaikat yang tengah menguji sampai seberapa besar baktimu kepada ibu.. jadi datanglah padanya dan katakanlah apakah dia menyuruh kita untuk menjual sapi itu atau tidak..?”
Anak berbakti itupun segera berangkat ke pasar dengan menuntun sapinya untuk bertemu dengan si pembeli yang tengah menanti, setelah itu si pemuda menanyakan apa yang telah di katakan oleh ibunya, si pembelipun berkata
“Wahai pemuda Sholeh.. Kembalilah pada ibumu, tahan dulu sapi ini dan jangan di jual karena Allah telah menakdirkan bahwa Nabi Musa bin Imron lah yang akan membeli sapi ini dengan harga sebanyak kepingan emas yang akan dimasukan ke dalam kulit sapi ini setelah ia dikuliti kemudian kulitnya disatukan lagi dengan di jahit, untuk mengungkap kasus pembunuhan yang terjadi diantara Bani Israel”
Dan benar..! sapi itu dibeli Oleh Nabi Musa dengan harga seperti yang telah dijelaskan(karena dengan darah sapi inilah orang yang terbunuh tersebut bisa hidup beberapa saat untuk memberitahukan siapa pembunuh dirinya setelah itu ia akan mati lagi) Dari mahalnya harga sapi betina tersebut hingga mereka beranggapan bahwa itulah balasan yang pantas untuk anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Bog ini Semoga Bermanfaat
Judul: Balasan untuk anak berbakti
Tulisan di Blog ini tidak semuanya saya Tulis dan juga banyak artikel Dari BLog Lainnya Balasan untuk anak berbakti Blog ini hanyalah sebagai Bookmark dari Blog tetangga yang ingin saya baca ketika ada waktu Longgar untuk Blog tulisan saya Sendiri adalah http://m-shohiburridak.blogspot.com itu banyak berisi Tutorial Tentang Jaringan
Judul: Balasan untuk anak berbakti
Tulisan di Blog ini tidak semuanya saya Tulis dan juga banyak artikel Dari BLog Lainnya Balasan untuk anak berbakti Blog ini hanyalah sebagai Bookmark dari Blog tetangga yang ingin saya baca ketika ada waktu Longgar untuk Blog tulisan saya Sendiri adalah http://m-shohiburridak.blogspot.com itu banyak berisi Tutorial Tentang Jaringan