Senin, 17 September 2012

Bekal akhirat


Nabi Muhammad SAW berpesan kepada sahabat Abu Darrin Allghifari, beliau berkata:

  1. Wahai Abu darrin..! perbaikilah perahunya sesungguhnya lautnya sangatlah dalam
  2. Siapkan perbekalan lengkap sesungguhnya perjalanan amatlah jauh
  3. Ringankanlah beban sebab itu menyebabkan Kepayahan
  4. Ihlaslah dalam setiap melakukan amal baik, sebab sang peneliti amal baik maha melihat
Deskripsi

Yang dimaksud dengan memperbaiki perahu adalah memperbaiki niat di dalam hati, karena niat adalah ruhnya amal perbuatan, jadi jangan sampai niat (kehendak hati) tidak sempurna sebab pertolongan Alloh menurut kadar kesempurnaan niat hambanya dalam amal perbuatan.
Sayyidina Umar Ra.pernah mengirimkan surat kepada sahabat Abu musa al-Anshari yang isinya berbunyi 
"siapa saja yang ikhlas (murni karena Allah) dalam niatnya maka Alloh akan mencukupi segala sesuatu antara dia dan manusia"

Lalu Salim bin Abdullah bin Umar Ra. Mengirmkan surat kepada Umar bin Abdul Aziz yang berisi 
" Wahai Umar bin Abdul Aziz.! Ketahuilah bahwa pertolongan Alloh kepada hambanya berdasarkan kadar niat hamba tersebut, siapa yang ikhlas dalam niatnya maka sempurnalah pertolongan Allah padanya begitu juga kalau kadar niat hamba tersebut berkurang maka berkurang juga kadar pertolongan Allah padanya."

Yang dimaksud bekal di sini adalah bekal amal baik karena perjalanan yang dimaksud adalah akhirat. Rasanya pernah diterangkan di Postingan Bisnis ibadah bahwa peran besar Uang di dunia sama seperti peran besar pahala amal baik di akhirat. Bedanya kalau di dunia siapapun masih bisa mencari duit. Tapi kalu di akhirat tidak ada yang bisa menghasilkan pahala amal perbuatan kecuali ada ahli dunia yang mengirimkannya. Seperti yang diterangkan dalam hadist dan keterangan kitab-kitab para ulama.
Kenapa akhirat itu dibilang perjalanan yang panjang sebab kita di akhirat itu selamanya (abadi) tanpa dibatasi kematian dan kerusakan, bandingan masa di akhirat dan di dunia yaitu satu hari di akhirat sama dengan seribu sampai lima puluh ribu tahun di dunia. akhirat itu ibarat tempat tujuan sementara dunia diibaratkan seperti jalan menuju akhirat, misalnya jika akhirat adalah sebuah tempat tujuan menetap selamanya maka kita cuman numpang lewat di dunia ini.

Sedangkan kita disuruh membawa bawaan sedikit. adalah menyedikitkan perkara dunia yang bakal diperhitungkan di akhirat nanti. Suatu hari nabi berkata kepada abu darrin Al ghiffari 
" wahai abu darrin sesungguhnya diantara tangan kita ada beban yang melelahkan dan tidak ada yang mampu mengangkatnya kecuali orang yang meringankan bebannya" tiba-tiba bertanyalah seorang lelaki "wahai nabi apakah aku termasuk orang yang telah meringankan beban atau masih memberatkan beban?" kemudian nabi bertanya "apakah kamu mempunyai makanan untuk hari ini?" "iya..!" jawab lelaki itu "apa kamu mempunyai simpanan makanan untuk besok"? tanya rnabi "iya" jawab lelaki itu. Lantas nabi bertanya lagi "apa kamu mempunyai simpanan makanan untuk besok lusa?" barulah lelaki itu menggelengkan kepala lantas nabi berkata "andaikan kamu mempunyai simpanan makanan hingga untuk tiga hari maka kamu tergolong orang yang memberatkan bebanmu..!"  
setelah membaca hadist tersebut rasanya tidak usah ditanyakan lagi kita termasuk golongan yang mana. seperti yang sudah diketahui bahwa harta benda kita di dunia bakal kita pertanggung jawabkan (dihisab) kelak di akhirat dan sudah pasti itu akan mempersulit kita sebab harta benda halalnya pun masih dipertanggung jawabkan sedangkan haramnya sudah pasti membawa siksa.

Yang terakhir kita berbicara tentang keikhlasan sebab amal perbuatan itu tidak dilihat besar kecilnya tapi kadar keikhlasannya "ikhlaslah dalam beramal maka cukup bagimu sesuatu yang sedikit dari keikhlasan tersebut" kata nabi. Jika kita membicarakan keikhlasan maka para ulama mengibaratkan keikhlasan itu seperti buang hajat (beol) jadi apa yang telah dikeluarkan dengan suka rela rasanya juga plong tanpa beban. pernahkah sampeyan mencari cari anu sampeyan setelah dibeolkan? Nggak bakalan alias mustahil. Nah Jika sampeyan beramal dengan perbuatan apapun dan merasa suka rela (tanpa beban tanpa pamrih) melakukan itu seperti sampeyan membuang hajat sampeyan di toilet berarti sampeyan telah melakukan berbuatan ikhlas. Tanpa keikhlasan perbuatan sebesar dan sebanyak apapun sia-sia ibarat debu diatas batu licin yang disapu angin, hilang tak bersisa. Sebagai uraian pamungkas marilah kita baca syair ulama berikut


Wajib bagi manusia untuk bertaubat
Namun meninggalkan dosa lebih wajib dilakukan
Sabar menunggu giliran sangat melelahkan
Tapi kehilangan pahala lebih sangat melelahkan
Bulan dan perpindahannya sangat mengherankan
Namun kelupaan manusia pada Allah lebih mengherankan
Semua yang akan terjadi sangatlah dekat 
Tapi datangnya kematian jauh lebih dekat.
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Bog ini Semoga Bermanfaat
Judul: Bekal akhirat
Tulisan di Blog ini tidak semuanya saya Tulis dan juga banyak artikel Dari BLog Lainnya Bekal akhirat Blog ini hanyalah sebagai Bookmark dari Blog tetangga yang ingin saya baca ketika ada waktu Longgar untuk Blog tulisan saya Sendiri adalah http://m-shohiburridak.blogspot.com itu banyak berisi Tutorial Tentang Jaringan

Related Post:



0

0 komentar:

Posting Komentar

Gunakan Google Chrome Untuk Mendapatkan Tampilan Terbaik Blog Ini ( ^_^ )