Selasa, 21 Agustus 2012

Siksaan tanpa restu ibu


Seorang lelaki yang terpandang di daerahnya suatu hari berniat pergi ke Makkah untuk bertawaf di Baitullah, namun ibunya tak rela kalau anaknya tersebut ke Makkah dengan meninggalkannya seorang diri, tapi apa yang dilakukan lelaki tersebut? ia tetap nekad berangkat menuju Makkah meski tanpa restusang ibu
sepeninggal si anak, sang ibu tak kuasa menahan rasa sakit hatinya, lalu ia pun bermunajat pada Allah
Wahai Tuhanku.. Tega-teganya anakku membakar hatiku dengan api perpisahan.. Sekarang berilah dia bencana..!”

Saat si anak telah sampai di sebuah kota, ia pun kemalaman dan menginap disebuah Masjid, ketepatan malam itu salah satu rumah penduduk di sekitar Masjid tengah disatroni maling, si empunya rumah terbangun dan meneriakinya maling, dengan cepat orang kampung pun berhamburan menuju pusat suara, walhasil kejar-kejaran pun terjadi, si pencuri yang sedang kelabakan langsung saja berlari menuju Masjid dan masuk ke dalamnya, tak lama kemudian orang-orang kampung berbondong-bondong keMasjid mengikuti jejak si maling.
waktu itu si pemuda sedang beri’tikaf di dalam Masjid, saat si maling melihat ada orang di masjid, ia pun lari keluar dari pintu samping Masjid. masa yang beringas segera mendapati si pemuda dan langsung dijadikan tersangka.
Meskipun berulang kali ia berteriak-teriak bahwa dia bukanlah si pencuri yang seperti mereka tuduhkan pada dirinya, namun si kambing hitam tetap saja di arak menuju rumah kepala desa kemudian diserahkan kepada pihak yang berwenang di kota itu.
Tak sempat lagi si pemuda membela diri, titah sang penegak hukum memvonis dirinya dengan hukuman berat, dia harus di potong kedua tangan dan kaki serta kedua matanya juga dibutakan.
Eksekusi pun dilaksanakan, setelah itu si pemuda digelandang ke alun-alun pasar sementara itu para petugas eksekusi mengumumkan pada halayak ramai bahwa inilah hukuman yang akan dikenyam siapa saja yang berani melakukan tindak pencurian.
Saat mendengar gembar-gembor para petugas eksekusi, pemuda tersebut berteriak sekuat-kuatnya
tidaak…! Ini bukanlah hukuman bagi seorang pencuri.. tapi ini adalah hukuman bagi seorang anak yang hendak bertawaf di kota suci Makkah tanpa restu dari ibunya..!” 

Kesegukan pemuda tersebut menangis, setelah itu ia ceritakan kepada para petugas eksekusi tentang apa yang sebenarnya telah terjadi, mereka pun merasa sangat kaget setelah mengetahui bahwa orang yang baru saja mereka hukum ternyata adalah seseorang yang selama ini namanya tak asing ditelinga mereka, hanya saja mereka tidak pernah bertatap muka langsung.

Suasana pun berubah haru, sepertinya kesalahan telah disesali dan wajah-wajah itu nampak meratapi kecerobohan mereka yang terlanjur memotong kedua tangan serta kaki bahkan mencungkil kedua bola mata idola mereka sendiri.
Kemudian lelaki tersebut meminta agar mereka menghantarkan dirinya pulang ke kampungnya, mereka pun membawa lelaki tersebut ke desanya lalu meletakannya di sebuah Masjid, ketepatan sang ibu dari lelaki tersebut sedang sholat di Masjid di ruang para wanita, setelah melaksanakan sholat, ibu kesepian tersebut berdo’a
Wahai Tuhanku..! jika engkau timpakan musibah pada anak hamba maka kembalikanlah ia pada hamba agar hamba dapat melihatnya..!
Mendengar suara yang telah dikenalnya sejak lama, si pemuda pun sontak berkata
“Wahai ibu..! aku adalah seorang pengembara yang sedang kalaparan..! berilah sedikit makanan padaku..!”
Suara lemah menggugah perempuan tersebut yang segera bangkit dari tempat duduknya sembari berkata
“Mendekatlah kemari nak.. Agar engkau bisa meraih makanan ditanganku..!
Terbatah-batah suara sang anak menahan tangis lalu bberkata
“Wahai ibu… saya tidak punya tangan dan kaki.. kemarilah bu.. demi Tuhan saya tidak mampu mendekat pada ibu.. suapilah saya bu..!
Pilu hati sang ibu mendengarnya ..
“ Tidak nak.. Aku tidak bisa menyuapimu sebab itu haram hukumnya.. Kamu akan melihatku sedangkan kita bukanlah muhrim..!

Kemudian pemuda tersebut menjelaskan bahwa ia tidak bisa melihat. Perlahan perempuan tua tersebut muncul dari balik pintu Masjid sembari memandang penuh selidik pada seorang pemuda yang teronggok bak sebatang pohon, setelah ia mendekat dan mengamati pemuda yang tergolek tak berdaya di depannya, barulah ia tahu kalau dia adalah anak semata wayangnya yang telah seminggu lebih meninggalkannya, airmata tak terbendung bersama dekapan sayang seorang ibu pada buah hatinya, sedangkan pemuda tersebut dengan susah payah menciumi kaki ibunya sambil berkata
“maafin ananda yang durhaka ini bu Maafin ananda!!”

penyesalan seorang anak atas kedurhakaannya pada sang ibu serta kasih sayang dan penyesalan seorang ibu yang telah mendoakan jelek pada buah hatinya, lama mereka bertangisan setelah itu sang ibu mengangkat kedua tangannya dan berkata
Wahai Tuhanku...! jika begini jadinya.. maka cabutlah nyawa hamba juga nyawa anak hamba biar tak seorang pun yang akan melihat aib ini..!”
Dan Allah sekali lagi mengabulkan do’a sang ibu.. baru saja ia menutup kedua bibirnya kedua anak dan ibu itupun menutup mata
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Bog ini Semoga Bermanfaat
Judul: Siksaan tanpa restu ibu
Tulisan di Blog ini tidak semuanya saya Tulis dan juga banyak artikel Dari BLog Lainnya Siksaan tanpa restu ibu Blog ini hanyalah sebagai Bookmark dari Blog tetangga yang ingin saya baca ketika ada waktu Longgar untuk Blog tulisan saya Sendiri adalah http://m-shohiburridak.blogspot.com itu banyak berisi Tutorial Tentang Jaringan

Related Post:



0

0 komentar:

Posting Komentar

Gunakan Google Chrome Untuk Mendapatkan Tampilan Terbaik Blog Ini ( ^_^ )